Ki Hajar Dewantara dan pemikiran tentang dunia pendidikan menjadi dasar pola pendidikan yang dikembangkan saat ini melalui Kurikulum Merdeka. Nilai - nilai budaya lokal menjadi dasar untuk menumbuhkan potensi-potensi yang ada pada diri anak melalui pendekatan kultur budaya dan kondisi alam yang mereka tempati. Pendekatan inilah yang diharapkan mampu menumbuhkembangkan diri anak dengan bersahaja dan tanpa meninggalkan jejak yang telah mereka lalui untuk menumbuhkan rasa kebangsaan yang kuat pada diri mereka.
Pendidikan harus memperhatikan pola tumbuh dan kembang anak yang dibagi dalam beberapa fase sesuai dengan kodrat anak sebagai individu. Dengan memperhatikan tingkatan fase dalam pendidikan, mereka akan mampu mengikuti pendidikan dengan baik karena kondisi mental dan pemikirannya sudah sesuai dengan tingkatan mereka. Beban pengajaran yang terlalu berat akan berakibat lemahnya daya kreatifitas dan kesinambungan pemikiran anak karena adanya faktor jenuh pada perkembangan mereka. Sehingga kapasitas berkembangnya akan melambat bukan semakin cepat.
Perubahan zaman yang terus berkembang akan menghadapkan anak pada masalah, mereka harus mampu menjawab tantangan zaman dengan terus berkreasi dan berinovasi untuk kelangsungan hidup mereka dan masa depan anak-anak mereka. Dengan bekal yang cukup dari sebuah pendidikan akan menuntun ke arah perubahan yang semakin baik. tercapainya perdaban yang maju dan budaya yang semakin memiliki nilai-nilai yang baik.
Pendidikan berazaskan "trikon" yaitu kontinue, konvergen dan konsentris. Keberlanjutan adalah azas yang harus dijunjung tinggi untuk menciptakan sistem pembelajaran yang bertahap dan sepanjang masa. Belajar harus bertahap sehingga akan diperoleh hasil yang maksimal karena proses yang disesuaikan dengan keadaan diri anak dan berlangsung tidak instan. Azas "konvergen" dari sebuah adalah adanya mengambil pengetahuan atau teori-teori maupun praktik-praktik dari manapun untuk disesuaikan dengan kondisi dan keadaan diri anak agar tercapai tujuan yang diinginkan. Konsentris disini dapat diartikan meskipun kita mengambil ilmu dari berbagai sumber tetap tidak menghilangkan akar kepribadian pada diri anak. setiap anak memiliki kodrat masing-masing tugas guru adalah membimbing supaya kodrat itu bisa berkembang dengan baik dan sesuai jalur.
Konsep guru yang diharapkan dalam pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah " Ing ngarso sung tulodho", " Ing madyo mangun karso" dan " Tutwuri handayani" . Ketiga slogan diatas adalah gambaran bahwa seorang guru harus mampu menjadi teladan bagi siswanya karena pada fase awal pendidikan anak terbatas pada melihat , mengingat dan menirukan. Hal ini yang menjadi dasar bahwa sosok seorang guru harus memberi teladan yang baik bagi anak. Bagi anak kehadiran seorang guru yang kooperatif dan komunikatif akan memapu menumbuhkan kreatifitas dan inspirasi bagi anak. Guru harus mampu hadir ditengah-tengah mereka membawa iklim yang membangun dan kerja sama yang kuat supaya benih-benih keyakinan dan kemandirian anak bisa berkembang baik. seorang guru juga harus mempu mendorong semangat , memberi motivasi yang kuat dan membangun kepercayadirian anak dengan nasehat dan tuntutan yang baik sehingga anak menjadi diri yang kuat dan kreatif untuk menjaga dirinya dari perubahan zaman dan membuat peradaban yang baik di masa yang akan datang.
Tulisan diatas merupakan gambaran bagaimana pendidikan yang diharapkan bisa membangun peradapan baru yang tetap menjaga identitas diri dan budaya yang ada menjadi berjalan selaras dan seimbang yang diharapkan mampu menumbuhkan pribadi-pribadi yang bahagia dengah keadaan dirinya dan mampu memerdekakan kehendak diri untuk senantiasa maju bersama peradaban dan budi pekerti yang luhur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar